cover
Contact Name
Ahmad Taufiq
Contact Email
jurnalpusair@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpusair@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL SUMBER DAYA AIR
ISSN : 19070276     EISSN : 2548494     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Sumber Daya Air (JSDA) is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on Water, and Water resources as well as related topics. All papers are peer-reviewed by at least two referees. JSDA is managed to be issued twice in every volume. The Scope of JSDA is: the fields of irrigation, environmental quality and water, swamp, beach, water building, water supply, hydrology and geotechnical fields, hydrology and water management, water environment, coastal fields, fields of cultivation and sabo fields.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1 (2019)" : 5 Documents clear
Analisis Sumberdaya Air untuk Irigasi Lahan Sawah dalam meningkatkan Akurasi Kalender Tanam Yayan Apriyana; Budi Kartiwa
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1307.075 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v15i1.404

Abstract

Kajian hidrologis yang terintegrasi dengan analisis waktu tanam di daerah irigasi diperlukan untuk mendukung sistem produksi tanaman pangan khususnya padi. Kajian dilakukan melalui (1) Identifikasi Karakteristik distribusi spasial Daerah Irigasi Kewenangan Pusat (2) Analisis distribusi temporal ketersediaan air irigasi pada tingkat Kecamatan berdasarkan sebaran daerah irigasi kewenangan pusat (3) Penentuan waktu tanam terbaik dan menghitung luas panen berdasarkan analisis neraca ketersediaan-kebutuhan air lahan sawah. Hasil penelitian menunjukkan Ketersediaan air di Daerah Irigasi (DI) Way Rarem Lampung dan Daerah Irigasi Colo Jawa Tengah dapat memenuhi pasokan irigasi pada MT I dan MT II bahkan di beberapa wilayah dapat digunakan hingga MT III. Ketersediaan air di DI Way Rarem meningkat pada Oktober minggu pertama (Oktober I) dan mencapai puncaknya pada Januari I selanjutnya mengalami penurunan sampai mencapai ketersediaan air terendah pada Agustus I. Ketersediaan air di DI Colo relatif konstan yang dapat dipenuhi dari pasokan irigasi dan curah hujan, kecuali pada Oktober II -November I karena jadwal rutin perawatan dan perbaikan bangunan dan saluran irigasi. Hasil penetapan waktu tanam tingkat kecamatan pada DI Way Rarem untuk MT I pada Oktober II sampai dengan Februari I, untuk MT II pada Februari II sampai dengan Juni I dan MT III dari Juli I sampai dengan Oktober I. Untuk DI Colo pada MT I pada November minggu ke satu/dua sampai dengan Februari minggu ke tiga/ Maret I, untuk MT II pada Maret minggu ke I/II sampai dengan April I/Juni III dan MT III dari Juli I/II sampai dengan September III
Nilai Faktor Pertumbuhan untuk Estimasi Hujan Rencana di Pulau Jawa Lira Adiyani
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1509.202 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v15i1.496

Abstract

Pola iklim baru akibat perubahan iklim yang diperburuk dengan adanya degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS), telah meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana banjir di Indonesia. Hal ini berdampak pada kondisi hidrologi, pertanian dan sosial-ekonomi yang semakin memburuk sehingga diperlukan suatu perhitungan banjir rencana. Perhitungan debit banjir rencana dilakukan berdasarkan besaran hujan rencana melalui analisis frekuensi. Estimasi parameter hasil analisis frekuensi selanjutnya digunakan untuk menghitung faktor pertumbuhan, yaitu faktor yang jika dikalikan dengan median seri data hujan harian maksimum tahunan dapat menghasilkan besaran hujan T-tahun. Tujuan dari studi ini adalah menghitung faktor pertumbuhan untuk estimasi hujan rencana pada beberapa periode ulang. Data hujan harian maksimum tahunan pada 2.611 pos di Pulau Jawa tahun 1916-2013 dan beberapa metode statistik seperti uji pencilan, trend, stasioneritas, ketidaktergantungan, uji diskordansi dalam penyaringan data, L-moment dalam analisis frekuensi, dan analisis komponen utama untuk analisis pengelompokkan digunakan dalam tulisan ini. Diketahui bahwa berdasarkan karakteristik spasial, Pulau Jawa dapat dikelompokkan ke dalam 3 tipe (setiap tipe terdiri dari 2 kelas). Faktor pertumbuhan pada tipe 1 untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 500, dan 1000 tahun berkisar antara 0,997-2,089. Untuk tipe 2 dan tipe 3 berturut-turut adalah 0,996 -3,451 dan 0,988-3,634. Tidak ada indikasi bahwa perubahan iklim mempengaruhi nilai faktor pertumbuhan pada suatu periode ulang. Besaran hujan rencana yang dihitung dari faktor pertumbuhan ini selanjutnya dapat digunakan untuk kepentingan estimasi banjir rencana dan dimanfaatkan untuk membantu pembuat keputusan dan perencana dalam menentukan desain bangunan air.
Kondisi Kualitas Data Debit Sungai Tahun 2015-2016 di Indonesia Sri Mulat Yuningsih
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2415.536 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v15i1.586

Abstract

Data debit sungai di Indonesia telah dipublikasi  sejak  tahun 1909 dengan jumlah relatif meningkat tetapi kualitas data relatif menurun. Kondisi kualitas data debit merupakan masalah utama pada bidang hidrologi, sedangkan metode analisis kendali mutu data yang tersedia pada umumnya untuk data runtut waktu. Puslitbang Sumber Daya Air telah mengembangkan metode kendali mutu data hidrologi 1 tahun pada tahun 2014 – 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran kondisi kualitas data debit dengan rekomendasi teknis perbaikan yang harus dilakukan. Analisis kendali mutu data debit terdiri dari analisis kondisi kinerja pos, data tinggi muka air, lengkung debit, dan data debit harian satu tahun. Hasil analisis kondisi kinerja pos  terhadap 14 pos adalah 7 kategori Baik, 5 Kurang Baik,  dan  2 Jelek. Analisis kondisi lengkung debit terhadap 840 pos, diperoleh hasil 299 pos kategori Baik 11 pos dan Kurang Baik 288 pos. Analisis kondisi data tinggi muka air untuk tahun data 2016 terhadap 651 pos, diperoleh hasil  16 Baik, 351 Kurang Baik, dan 284 Jelek. Hasil analisis kondisi debit harian  adalah 5 pos kategori Baik dan 179 Kurang Baik. Model kendali mutu ini dibuat aplikatif  dengan keterangan jelas dan mudah dipahami. Rekomendasi peningkatan dapat dilakukan dengan mudah dan tepat sasaran berdasarkan diagram RADAR.
Karakteristik Hidrogeokimia Akuifer Tak Terkekang Kawasan Pesisir Pulau Weh, Aceh Wisnu Arya Gemilang; Nia Naelul Hasanah; Ulung Jantama Jantama Wish
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.139 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v15i1.481

Abstract

Pengembangan pariwisata di kawasan pesisir Pulau Weh, Aceh membutuhkan beberapa pendukung untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Salah satu pendukung pariwisata meliputi tersedianya prasarana pariwisata, diantaranya peningkatan kebutuhan air bersih. Evaluasi terhadap kualitas airtanah yang ada di kawasan pesisir sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan airtanah. Interpretasi terhadap parameter kimia airtanah merupakan salah satu metode evaluasi kualitas dan karakteristik airtanah yang digabungkan dengan faktor geologi sehingga dapat diketahui karakteristik hidrogeokimia airtanah. Fasies airtanah pesisir Pulau Weh terbagi atas 5 tipe meliputi CaHCO3, CaCl, NaCl, NaHCO3 dan percampuran CaMgCl. Faktor pelapukan batuan merupakan faktor utama penentu tipe fasies airtanah di Pulau Weh. Sebanyak 54,55% sampel airtanah di pesisir Pulau Weh terindikasi telah dipengaruhi oleh airlaut ke dalam akuifer. Jarak sumur gali <1km dari garis pantai serta padatnya penduduk diinterpretasikan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya masukan air laut ke dalam akuifer.Seluruh sampel airtanah di Pulau Weh memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi maupun digunakan.
Simulasi Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi Pada Skenario Perubahan Iklim di Daerah Aliran Sungai Lembang-Sumani Sugeng Nugroho; Rudi Febriamansyah; Eri Gas Ekaputra; Dodo Gunawan
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1311.892 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v15i1.423

Abstract

Dampak perubahan iklim sangat signifikan berpengaruh pada sektor pertanian, mengingat keberlangsungan pertanian bergantung mutlak dengan kondisi iklim. Perubahan iklim yang terjadi pada suatu wilayah sangat tergantung sensitivitas faktor lokal dalam merespon perubahan iklim global yang terjadi, sehingga sangat penting untuk melakuakn koreksi data perubahan iklim global dengan data observasi di lokasi. CDFDM merupakan salah satu metode koreksi bias yang dapat digunakan untuk melakukan koreksi tersebut. Kebutuhan air untuk tanaman dan irigasi dihitung dengan model CROPWAT. Hasil analisis menujukan proyeksi unsur iklim di lokasi penelitian menunjukan pada umumnya mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar dialami curah hujan hingga 47.5% pada tahun 2040 jika iklim berubah dengan skenario RCP8.5 dan rata-rata mengalami peningkatan antara 18-20% pada tahun 2020-2040, baik pada skenario RCP4.5 dan RCP8.5. Suhu udara akan mengalami peningkatan antara 4-6% pada tahun 2020-2040 pada skenario RCP4.5 dan RCP8.5. Sedangkan peningkatan suhu udara terbesar per dekade terbesar sekitar 8.1% pada tahun 2040 pada skenario RCP8.5. Proyeksi kebutuhan air untuk tanaman secara umum mengalami peningkatan seiring dengan semakin tingginya proyeksi curah hujan dan suhu udara, kecuali untuk lokasi penelitian Sumani, yang mengalami defisit kebutuhan curah hujannya sehingga diperlukan air irigasi, pada musim tanam bulan Mei-Agustus.

Page 1 of 1 | Total Record : 5